Setidaknya, sampai aku pergi dari sini
Setidaknya, sampai aku benar-benar sakit
Setidaknya, sampai aku benar-benar terhempas angin
Setidaknya, sampai terbukti akhirnya aku menang
Seiyanya, aku lemah
Seiyanya, aku takut, terlalu takut
Seiyanya, aku sakit
Seiyanya, aku masih bisa kuat untuk menang
Aku akan tetap keluar sebagai PEMENANG
Pemenang dengan membawa kebanggaan
Pemenang dengan membawa kelapangan
Pemenang dengan membawa keikhlasan
Pemenang dengan membawa kebahagiaan
Pemenang dengan membawa hati yang besar
Terima kasih, kepada yang mengajariku tentang arti ketulusan
Terima kasih, kepada yang mengajariku tentang arti keikhlasan
Terima kasih, kepada yang mengajariku tentang belajar memaafkan
Terima kasih, kepada yang mengajariku tentang belajar kesungguhan
Terima kasih, kepada yang mengajariku tentang ketangguhan
Wyna_Yogyakarta_26 oktober 2011_ 02.15 WIB
Mungkin, aku sudah bersalah
sampai sekarangpun, aku masih merasa bersalah
dan semua orangpun menganggap aku salah
Mungkin, aku memang sudah salah
hanya dapat menambah saja masalah
Sebenaranya, siapakah yang harus disalahakan??
cintakah??
persaankah??
waktukah??
keadaankah??
tapi, aku tidak akan mau kalah
sampai akhirnya keadaan itu sendiri yang mengalah
Semoga aku bisa terus sabar, dah dapat memetik HIKMAH
sampai sekarangpun, aku masih merasa bersalah
dan semua orangpun menganggap aku salah
Mungkin, aku memang sudah salah
hanya dapat menambah saja masalah
Sebenaranya, siapakah yang harus disalahakan??
cintakah??
persaankah??
waktukah??
keadaankah??
tapi, aku tidak akan mau kalah
sampai akhirnya keadaan itu sendiri yang mengalah
Semoga aku bisa terus sabar, dah dapat memetik HIKMAH
Tapi tahu ‘gak? Hati-hati lho sama yang dibakar-bakar…. Ini neh . . . . .
Katanya, makanan yang dibakar mengandung zat yang berisiko menyebabkan kanker. Benarkah itu?????????
Menurut Idet Haryanto SKM MKes, fenomena itu karena orang bosan dengan makanan yang digoreng. Apalagi penyajian dengan cara dibakar lebih sehat dibandingkan dengan menggoreng lama atau deep fry. “Makanan yang dibakar lebih sehat dari digoreng, karena tidak pakai minyak,” ujarnya baru-baru ini.
Soal anggapan makanan yang dibakar bisa menyebabkan kanker, Idet mengatakan, anggapan ini tidak salah tapi juga tidak sepenuhnya benar. Itu memang bisa terjadi jika dalam mengomsinya berlebihan ditambah cara penyajiannya yang salah. “Terutama jika gosong, ada sisa pembakaran yang hitam menempel di makanan. Ini jika dikonsumsi berlebihan,” katanya.
Ia menjelaskan, proses pembakaran makanan baik dengan arang atau lainnya sering dibarengi pembentukan arang atau gosong. Gosong pada makanan berbahaya karena mengandung banyak atom karbon, yang dalam jumlah besar bisa memicu timbulnya kanker (karsinogenik).
Haduuuuh… padahal waktu kecil, suka banget mam yang gosong-gosong di ketela bakar.. hikz hikz hikz [jangan ditiru yaaaaa J].
“Tak perlu takut sepanjang mengonsumsi makanan bakar secara insidentil dan tidak menjadi bagian gaya hidup,” ujarnya.
Apalagi belum ada bukti secara langsung bahwa konsumsi makanan bakar bisa memicu timbul kanker. “Kanker itu prosesnya lama, tidak instan dan lebih bersifat kompleks,” imbuhnya.
Karena itu, yang terpenting dalam mengonsumsi makanan tidak itu-itu saja, tapi bervariasi. Dalam hal ini, harus mengacu pada pola makan dengan gizi seimbang. Begitu juga penyajiannya. “Tidak tiap hari dibakar saja. Bisa bentuk lain yang bervariasi,” pungkasnya.(*)
Kemudian, ada lagi neh…. …
Kemudian, ada lagi neh…. …
Denise Snyder, peneliti nutrisi asal Duke School of Nursing, Amerika Serikat memberikan 7 tips sederhana untuk mengurangi risiko kanker pada makanan bakar. Usahakan untuk selalu menerapkan cara berikut saat Anda menggelar pesta barbeque di rumah.
1. Jika Anda membakar makanan dalam bentuk sate atau tusukan baik itu daging atau udang sisipkanlah sayuran. Bisa berupa paprika, nanas, jagung, tomat atau sayuran lain favorit Anda dan keluarga. Rasa sayuran yang dibakar pun juga menjadi lebih lezat.
2. Jika Anda menggunakan microwave untuk memanggang makanan nyalakan termometernya. Hal itu untuk memastikan makanan dipanggang tidak terlalu lama. Dalam memilih daging, pilihlah yang memiliki potongan tipis agar lebih cepat matang dan tidak teralalu lama dalam microwave.
3. Saat membakar makanan, bolak-baliklah secara teratur. Jangan sampai makanan berwarna kehitaman atau gosong.
4. Untuk mengurangi asap pembakaran yang juga penyebab kanker, lapisi panggangan Anda dengan kertas timah. Buatlah lubang di tengahnya sehingga lemak yang terbakar bisa mengalir ke bawah. Siapkan botol berisi air untuk menyemprotkan asap pembakaran.
5. Saat membakar daging, potonglah lemak-lemaknya. Selain lebih sehat, hal itu akan mengurangi asap pembakaran
6. Rendam daging atau ikan yang akan dibakar dengan bumbu dan saus (marinate). Proses merendam bahan makana dengan bumbu ini bisa mengurangi zat pemicu kanker.
7. Gunakanlah temperatur terendah saat Anda memanggang makanan. Jika dibakar, tempatkan bakaran agak tinggi dari sumber api untuk menjaga makanan yang dibakar tidak gosong.
Snyder juga sangat menyarankan untuk tidak membakar daging olahan seperti sosis, bakso, atau ham. Daging olahan yang dibakar itu bisa meningkatkan risiko kanker.
So…. Makan bakar-bakaran gak apa-apa, asal baca tulisan yang di atas dan yang penting,, jangan bakar-bakaran sembarangan [terutama bakar hati orang J] Ok!!
Langganan:
Postingan (Atom)